Jalan awan yang terlihat di atas Danau Superior ini betul-betul unik. Jalan awan, sebagaimana namanya, seharusnya menghampar setebal yang diharapkan. Bentuknya pun seharusnya menyerupai awan kumulus ketika angin dingin nan kering menerpa permukaan air yang hangat. Tapi, jalan awan di atas Danau Superior sungguh berbeda. Menurut seorang ilmuwan di University of Wisconsin, titik-titik air danau yang membuat jalan-jalan awan di atas Danau Superior menyusut. Jalan awan tersebut dapat dilihat oleh satelit dari Great Lakes dan lepas Pantai Timur.
Danau Superior
Danau Superior berdampingan dengan Great Lakes
Ilmuwan atmosfer, Steve Ackerman dari University of Wisconsin, yang menganalisis foto-foto satelit NASA melihat formasi awan di atas Danau Superior dari waktu ke waktu berkembang dan menebal. Ackerman juga melihat sesuatu yang aneh: titik-titik awan menyusut saat mereka pindah ke seberang danau.
Perbandingan
Jalan awan yang melintas di atas Danau Superior
Jalan awan di atas Atlantik
Jalan awan di atas Laut Bering
Ackerman bingung dan mengatakan kepada NASA dalam sebuah wawancara bahwa: “Kami tidak tahu mengapa mereka melakukan itu. Mereka seharusnya semakin besar ketika bergerak ke seberang danau dan melembab.”
Diameter titik-titik awan itu mulai sekitar 5 mikron atau 20 kali lebih kecil dari lebar rambut manusia dan tumbuh hingga 20 mikron. Gambar-gambar satelit menunjukkan bahwa titik-titik menyusut hingga 10 mikron sekitar empat jam setelah pembentukan.
Sebagaimana yang telah ilmuwan pelajari dari scan foto satelit NASA, mereka menemukan titik-titik menyusut yang sama hanya 15 kali dalam rentang waktu lima tahun. Selain itu, diameter titik-titik terus bertambah seperti yang diharapkan.
Ackerman mengatakan bahwa para ilmuwan tidak benar-benar mengetahui mengapa titik-titik awan menyusut. Para ilmuwan hanya menduga jika udara kering yang datang dari atas adalah salah satu penyebabnya.
“Itu saja penjelasannya,” kata Mary Barth, yang membuat model awan di University Corporation of Atmospheric Research, namun tidak terlibat dengan pekerjaan Ackerman. Barth mengatakan kepada OurAmazingPlanet jika awan merupakan lingkungan yang lembab dan jika melakukan kontak dengan udara kering, maka titik-titik-titik-titik mereka akan menguap.