Tujuh puluh buku logam yang ditemukan di sebuah gua di Yordania telah dipuji sebagai dokumen Kristen paling tua. Berdasarkan penanggalannya, ketujuh puluh mereka hanya terpaut beberapa dekade denga kematian Yesus. Para sarjana menyebutnya sebagai “Codex Timah.” Ya, Codex Timah dianggap sebagai penemuan paling penting dalam sejarah arkeologi. Tetapi, lambat-laun banyak yang menanyakan keaslian manuskrip itu. Dan, seorang penerjemah bahasa Aram telah menyelesaikan analisis terhadap artefak itu dan menemukan bahwa artefak itu palsu.
“Saya memperoleh foto dari semua teks yang tersedia dan menghabiskan seminggu terakhir untuk memeriksa mereka,” kata Steve Caruso, seorang penerjemah bahasa Aram profesional dan guru yang dikonsultasikan oleh dealer barang antik untuk menganalisis tulisan di artefak kuno itu.
“Saya melihat ada banyak bentuk bahasa Aram Lama yang setidaknya berusia 2.500 tahun. Tapi, mereka dicampur dengan bentuk lain yang lebih muda. Jadi, saya melihatnya lebih dekat pada saat itu dan mengeluarkan semua bentuk yang berbeda.,” kata Caruso kepada Life’s Little Misteri. “Ini sangat-sangat aneh. Saya belum pernah melihat campuran semacam ini sebelumnya.”
Script termuda yang ia identifikasi, yang disebut Nabatean dan Palmyrene, berasal dari abad kedua dan ketiga sehingga membuktikan bahwa dokumen itu tidak mungkin ditulis pada masa awal ke-Kristen-an. Bahkan naskah tertua ditulis oleh seseorang yang tidak tahu apa yang dilakukannya sendiri. Selain itu, beberapa karakter muncul “terbalik,” sebuah kesalahan yang berarti mereka tergesa-gesa saat menyalin.
“Ada inkonsistensi dalam cara mereka menyusunnya yang tidak akan pernah Anda lihat. Ahli Taurat memiliki cara yang sangat spesifik dalam melakukan sesuatu,” tambah Caruso.
Analisis Caruso menguatkan temuan terbaru dari seorang arkeolog Yunani di Oxford yang mengatakan bahwa codex itu ketinggalan zaman. “Gambar yang mereka katakan Kristus adalah dewa matahari, Helios, dari sebuah koin yang berasal dari pulau Rhodes. Ada juga beberapa prasasti omong-kosong dalam bahasa Ibrani dan Yunani,” kata Peter Thonemann. Ia percaya bahwa codex itu ditempa dalam 50 tahun terakhir.
Salah satu sarjana yang terus percaya pada keaslian codex adalah David Elkington, yang digambarkan oleh BBC sebagai sarjana arkeologi agama kuno. Selama berbulan-bulan, Elkington telah berusaha untuk membantu pemerintah Yordania mengambil codex dari Israel, tempat di mana mereka diselundupkan.
Elkington dan timnya berpendapat bahwa codex menampilkan gambar Yesus bersama Tuhan, peta Yerusalem dan teks yang membahas kedatangan Mesias. Selain itu, mereka mengatakan buku-buku itu ditemukan di dekat tempat pengungsi Kristen awal. Tim bahkan mengidentifikasi fragmen teks “Aku akan berjalan tegak.” Sebuah referensi tentang kebangkitan Yesus.