Para ilmuwan telah menemukan jawaban atas salah satu misteri fisika terlama: korona matahari berjuta-juta derajat lebih panas daripada permukaannya.
Mereka telah menemukan sumber utama dari gas panas korona, yaitu spikula yang memancar dari atas permukaan Matahari.
“Dengan mengidentifikasi pancaran plasma panas ke atmosfir luar matahari, kita mendapatkan pengetahuan yang lebih besar tentang korona dan mungkin meningkatkan pemahaman kita tentang pengaruh matahari terhadap atmosfer Bumi,” kata Scott McIntosh, seorang ilmuwan di National Center for Atmospheric Research (NCAR).
Penelitian di tahun 1980-an menemukan bahwa plasma spikula tidak mencapai temperature koronal. Tetapi, pada tahun 2007, Bart De Pontieu, seorang penulis sekaligus ahli fisika matahari di LMSAL, dan McIntosh mengidentifikasi spikula baru yang memancar ke atas dengan kecepatan tinggi. Kecepatannya seringkali lebih dari 60 mil per detik [100 kilometer per detik] sebelum akhirnya menghilang.
“Pengamatan kami mengungkapkan, untuk pertama kalinya, one-to-one connection di antara plasma yang memiliki panas hingga jutaan derajat Kelvin. Dan, spikula yang menyisipkan plasma ke korona,” kata McIntosh.
De Pontieu yakin bahwa pemahaman atas region antarmuka yang ada di antara permukaan Matahari yang terlihat [fotosfer] dan korona merupakan langkah kunci.
Semetara itu, misi lain yang dilakukan NASA, Interface Region Imaging Spectrograph [IRIS], pada tahun 2012 akan menyediakan data tentang proses yang kompleks dan kekontrasan densitas, suhu, dan medan magnet di antara fotosfer dan korona.
Peneliti berharap ini akan mengungkapkan lebih lanjut tentang pemanasan spikula dan mekanisme peluncurannya.