Dalam fiksi ilmiah, ambar menyimpan DNA yang memungkinkan kelahiran kembali dinosaurus di Jurassic Park. Dalam kehidupan nyata, ambar menyimpan bulu yang menyediakan gambar dinosaurus dalam bentuk baru.
“Sekarang, dinosaurus bukanlah hewan bersisik yang biasanya digambarkan sebagai makhluk yang membosankan. Kami memiliki bukti kuat jika ia berwarna lembut,” kata Mark A. Norell dari American Museum of Natural History, New York. Sampel bulu purba mulai dari yang sederhana hingga yang kompleks kini sedang dipelajari. Mereka ditemukan dalam ambar di bagian barat Kanada. Penelitian yang dipimpin oleh Ryan C. McKellar dari University of Alberta melaporkannya dalam jurnal Science edisi Jumat.
Ambar itu menyimpan beraneka ragam bulu yang berasal dari masa 70 juta tahun lalu. Sementara bulu-bulu lain yang terkandung dalam ambar berpenanggalan 90 juta tahun lalu kurang beragam.
Spesies mencakup struktur filamen sederhana yang mirip dengan bulu-bulu awal dinosaurus nonterbang―bentuk yang tidak ditemui pada burung modern―dan bulu-bulu burung yang lebih rumit, “Menampilkan pigmentasi dan adaptasi untuk terbang dan menyelam,” para peneliti melaporkan.
Norell, yang tidak terlibat dalam penelitian, menjelaskan bahwa indikasi bulu telah ditemukan pada fosil yang jauh lebih tua sementara penemuan-penemuan baru menunjukkan jika bulu terus berkembang menjadi bentuk modern sebelum kepunahan dinosaurus.
Sedangkan laporan Roy A. Wogelius dari University of Manchester, Inggris, yang diterbitkan secara online oleh Science [3/6], mengenai jejak logam di fosil bulu, menunjukkan warna mereka adalah hitam, coklat dan coklat kemerahan.
“Meskipun banyak laporan selama dekade terakhir mengenai bulu dinosaurus dan burung baru dari Cina, sekarang kita mulai memahami betapa beragamnya jenis bulu mereka,” kata Norell.
phenomenica